Tuesday, February 17, 2015

ANTONI

halo agan-agan pecinta kisah misteri, saya akan kembali menceritakan sedikit pengalaman saya, tentang awal mula diri saya dapat berhubungan dengan dunia yang menurut saya aneh ini. cerita kali ini banyak menggambarkan tentang masa lalu saya, bukan curhat lho ya tapi saya ingin pembaca mengerti latar belakang saya dan rumah tinggal sya yang kompleks

kelas 2SD saya kehilangan ayah saya, cerita nya tidak jelas, tetangga saya ada yang cerita kalau ayah saya disantet oleh orang jawa timur, pihak dari keluarga ada yang mengatakan kecelakaan, atau ada juga yang bercerita ayah saya bunuh diri, hingga sampai saat ini saya tidak mendapatkan jawaban yang jelas. semenjak kematian ayah saya, ibu menjadi pribadi yang sangat berubah, beliau adalah orang yang pendiam, orang yang tak banyak tingkah, ketika ayah meninggal, sikapnya menjadi garang, tak jarang saya ditampar jika tak mau makan, pernah saya sedang bermain, ketika ibu pulang dari pasar, dan mendapati saya belum mandi, langsung saya diseret dari tempat bermain saya, lalu disiram dengan air dingin, dan dimandikan tanpa melepas baju terlebih dahulu. setelah saya menggigil dan berteriak ampun, barulah saya diberi handuk. hampir setiap kali, sepulang dari pasar, saya mendapatkan perlakuan yang sangat menyakitkan, disiram air dan diseret itu termasuk beruntung, terkadang ibu menyabetkan sapu rotan ke pantat dan kaki saya, supaya saya tidak bermain terus setiap hari (gagang dari sapu rotan jaman dahulu ada ulirannya dari plastik berwarna-warni, itu sampai terkelupas untuk mukulin saya)

tidak boleh bermain terus? padahal di rumah hanya ada ibu, kakak perempuan, dan saya. kakak perempuan saya enggan bermain dengan saya, dia lebih memilih dengan teman-teman 1 desa dan 1 umuran, ibu seharian di pasar dan tidak ingin saya mengganggunya di pasar, sedangkan saya sepulang sekolah selalu tinggal sendirian. rumah kami besar, bangunan belanda, rumah kami leter U, sebenarnya 2 rumah besar, hanya saja digabung menjadi 1 dengan sebuah lorong yang membentuk huruf U. saya dan ibu tinggal di rumah belakang, kakak perempuan saya yang punya usaha perpustakaan di desa waktu itu, tinggal di kamar depan. dan kakak saya melarang saya untuk hadir, masuk, dan mengganggu nya ketika dengan teman-teman nya. sehingga sepulang sekolah saya selalu ada di rumah belakang, tanpa hiburan, hanya membaca dan mendengar radio.

rumah kami di kelilingi kepbun pisang yang sangat luas, terlebih di belakang kamar yang saya tempati ada kebun pisang yang rimbun dan tidak terurus, di samping rumah kami, diantara lorong rumah, ada keluarga pak sardi dan mak mar, yang juga mempunyai banyak anak, di kebun pisang itu juga terdapat toko besi yang saya ketahui ternyata itu sudah jadi rumah kosong sejak saya kecil, tapi waktu itu saya belum paham soal rumah itu

suatu siang, ketika saya pulang sekolah, keadaan rumah kami begitu gelap, lorong yang sepi dan dapur rumah ku yang gelap terasa begitu dingin dan mencekam, saya mendengar suara "klotak" seperti ada batu yang dilemparkan di lemari makan kami, saya yang waktu itu masih memakai seragam SD segera mencari sumber bunyi itu. setelah lama, ternyata saya menemukan batu akik putih, yang dalam nya seperti ada sisik ular jika diterangi dengan lampu, tapi om lilik tetangga saya yang gemar mengkoleksi batu akik menyebutkan batu itu adalah jenis kolang-kaling. saya simpan batu itu, setiap hari saya bawa, karena saya suka warna nya, dan menurut saya itu adalah benda yang sangat berharga (harta karun). tetapi sebenarnya dari situlah awal kejadian saya bertemu dengan Antoni, anak yang mengaku tinggal di belakang rumah saya dan mak mar (toko besi). di lorong rumah ku, mempunyai dinding kayu yang tidak rapat, pertemuan ku dengan antoni ini, berawal ketika aku nekat masuk ke rumah depan tempat kakak ku, aku dimarahi dan di cakar dibagian kaki, aku menangis, dan ketika hendak masuk kamar, di samping rumah itu, ada anak lelaki yang memanggil ku, "dioz, dioz...... stttttt, sini, jangan nangis". awal nya saya tidak peduli, tapi ketika saya masuk ke kamar mandi samping saya kaget kalau anak itu mengetuk dinding kayu tempat saya BAB kala itu, dan mengajak saya berbicara, dengan beralasan bahwa saat itu dia juga sedang BAB di kamar mandi sebelah. akhirnya kami pun berkenalan (saya percaya saja ada kamar mandi disamping rumah), sering kali kami ini ngobrol hingga malam, membahas soal robot, film anak-anak saat itu. hingga suatu saat saya diomelin ibu, kenapa kalau mandi selalu hampir 2jam. sampai-sampai antoni memberi tau saya kalau ibu saya sedang mengintip, dan ternyata benar. kami selalu ngobrol di wc. saya tidak berpikir aneh-aneh saat itu karena kondisi saya yang mungkin tanpa saya sadari saya butuh teman, saya menerima kehadiran antoni dalam hidup sehari-hari.

pernah suatu hari antoni, menemani saya semalaman ketika ibu saya mengurung saya di kamar mandi, sepulang dari pasar, ibu melihat saya sedang bermain pasir, bersama dengan teman-teman saya, langsung saja saya diseret masuk kamar mandi, kepala saya dipukul menggunakan gayung, semakin saya berteriak semakin keras pukulan ibu saya ke badan saya, bersamaan dengan itu ibu saya ngomel karena bau badan saya amis pertanda seharian saya main di luar, terkena debu dan sinar matahari, saya dimandikan tanpa melepas baju, dan saat itu ada banyak saudara sepupu saya, dan anak tetangga yang melihat proses itu, semakin banyak yang menonton, ibu saya semakin berang dan dia menjambak saya, mungkin maksudnya menyuruh saya keluar, tetapi karena saya menangis terus, ibu sya mendorong kepala saya hingga kena tembok kamar mandi, tangisan saya yang sudah lirih, kembali menjadi-jadi, mungkin berkenaan dengan itu, emosi ibu saya tersulut lagi, kepala saya di gerus-gerus kan ke tembok sambil mengatakanberkali-kali, "diam,,,,,,diam kamu...!!!!", serentak dengan itu yang nonton adegan saya mandi dihajar oleh ibu, kabur semua. akhirnya separuh wajah saya biru, dan bengkak, sakit sekali. tembok kamar mandi kami saat itu masih berupa batu-batuan yang di susun, dengan semen+pasir, tapi tidak di lepo untuk finishingnya di abaikan (permukaannya tidak dihaluskan). waktu saya mengeluh, ibu mengurung saya di kamar mandi semalaman. dan antoni muncul mencoba menghibur saya dengan cerita2nya dia baru pulang dari jepang menaiki robot gundam, dan voltus, terbang bersama silver hawk.

agan-agan, saya tidak tahu apakah pengalaman saya bertemu antoni ini bertepatan dengan saya menemukan akik kolang-kaling, antony menghilang ketika saya hendak pindah rumah, kelas 1 SMP, suatu saat ketika saya pamit dengan nya, dia sempat menangis, saya tidak pernah melihat tubuh antoni secara utuh, saya hanya melihat baju putih bersih corak kotak2 merah, celana pendek biru, kulit nya yang putih, mata nya yang coklat jernih, dari kelas 2 SD hingga kelas 1SMP sya tidak pernah curiga dan menanyakan kepada tetangga tentang keberadaan antoni, setelah saya SMA dan mulai akrab dengan pemuda kampung, saya mulai menelusuri kebun belakang rumah dan baru mengetahui bahwa rumah itu adalah rumah kosong milik warga tionghoa campuran belanda yang pindah akibat kerusuhan etnis di desa kami, yang mungkin-baru mungkin antoni adalah anak laki-laki dari keluarga itu yang meninggal akibat kerusuhan tersebut.

batu akik itu sekarang sudah saya buang, saya membuang di sungai serayu, yang sebelumnya di doakan terlebih dahulu, karena beberapa kali saya membuang, semenjak SD, dulu, batu akik itu selalu kembali di atas lampu 5 watt di dapur saya.

cerita ini bukanlah curcol, tapi saya ambil kesimpulan, setiap anak kecil pasti memiliki dunia nya sendiri, tidak sedikit orang yang percaya anak kecil lebih mudah melihat hantu daripada orang dewasa. antoni muncul ketika tekanan-tekakan fisik dan psikologi atas diri saya. setelah saya kerja dan mempelajari mengenai ilmu psikologi, saya masih mencoba menalar kejadian itu sebagai gejala sisofrenia, tapi entahlah, logika ingin menentang keberadaan mahluk halus, tapi peristiwa dalam hidup setelah kemunculan antoni, menguatkan pandangan saya kalau dia, bukanlah ciptaan saya.

NB kalau saya pulang kampung saya akan fotokan rumah saya yang diceritakan di sini. terakhir saya melihat rumah itu sudah jadi kebun pisang, meskipun masih ada bangunan yang di sisakan.

No comments:

Post a Comment

berkomentarlah dengan bijak - jika membutuhkan bantuan terkait artikel di blog, WA 0896-7161-2191