Tuesday, August 28, 2018

BERBEDA


Beberapa saat lalu, saya bertemu dengan seorang Ibu dan anak yang istimewa, mungkin Tuhan mengijinkan aku bertemu dengannya karena memiliki rencana yang tidak ku ketahui sekarang, setidaknya mungkin Tuhan ingin memberitahu padaku, bahwa penyertaan-Nya dalam hidup seseorang adalah sempurna, sehingga aku tak perlu menjadi pribadi yang penuh dengan kekuatiran.

“Tuhan, berilah aku seorang anak yang berbeda dengan yang lainnya, bila anak yang lain pintar, berilah aku anak yang lebih pintar dari yang lain (meskipun sedikit lebih pintar)”.

Itulah doa Ibu Mawar (bukan nama asli) waktu mengandung anak pertamanya, beliau menginginkan anak yang spesial, berbeda dari anak manapun. Doa yang merupakan harapan dari Ibu Mawar ini sungguhlah mulia, tak ada yang salah pada saat manusia meminta yang terbaik pada Tuhan, terlebih untuk pemberian dari Tuhan yang luar biasa berharganya.

Berbeda dari yang lainnya. Ternyata benar, Tuhan memberikan putra pada Ibu Mawar berbeda dari lainnya. Putra Bu Mawar tidak bisa makan nasi, setiap dicoba atau disiasati, putranya selalu muntah. Putranya, hanya dapat makan makanan seperti jagung rebus, kedelai, kacang kapri, dan susu. Bila minumannya terlalu manis, Putra Bu Mawar akan berlaku aktiv, seperti mainan yang memiliki bateray yang baru saja di charge, aktiv (kesana kemari tak mengenal lelah).

Mendengar ceritanya langsung dari Bu Mawar yang sejenak nampak berkaca-kaca, saya “seperti” bisa merasakan apa yang menjadi ganjalan hatinya. “Berbeda, itu doa saya ketika saya meminta pada Tuhan , dan Tuhan benar-benar memberi yang berbeda, sedih, tapi ini kan doaku sendiri”.

Hanya saja, beberapa waktu setelah menceritakan hal tersebut, Bu Mawar berkata, “Mungkin Tuhan memberikan ini semua padaku karena aku dianggap mampu untuk merawat, membesarkan, dan mendidik anak yang berbeda, aku kuat karena aku ibu yang luar biasa”.

Monday, May 14, 2018

PUDING COKLAT SYEBA

sungguh tak tega rasanya melihat dan mendengarkan syeba menangis berjalan dari ruang pengumuman lomba drumband, gedung a. yani magelang. pikirku, mungkin, syeba menangis karena tim drumband nya tak mendapatkan juara 1, padahal latihan drumband sudah diikuti secara rutin dan melelahkan, belum lagi sesi make up yang harus dilakukan jam 4 pagi di hari itu.

ahh tapi ini hanya asumsi ku saja, maaf ya syeba, aku menilai kesedihanmu dan mengaitkan dengan kegagalan kita kali ini, padahal aku tak tahu kegundahan macam apa yang ada di hatimu, hingga membuat kau menangis sedemikian rupa. tak selang beberapa lama, aku bahkan merasa lega ketika puding coklat yang kau makan itu bisa meredam kekecewaanmu. aku kembali bergumam bahwa puding coklat itu pasti istimewa sekali buatmu.

hari ini, dari tangisan syeba, mungkin Tuhan ingin menunjukkan sesuatu, bahwa quote : "hasil tak akan menghianati proses", itu tidak selalu tepat adanya. semua masih tergantung dengan pihak lain. berat memang menerima kekalahan kali ini. sebabnya, sesi make up subuh dilakukan karena kami tak ingin datang terlambat menghadiri lomba, tapi panitia justru terlambat memulai perlombaan hampir 2 jam, sedangkan cahaya matahari di sana makin panas, juri terlambat, dan bahkan lomba drumband menjadi lomba marching band di akhir penilaian. sungguh panitia yang tidak profesional menurut saya pribadi.

tapi melongok pada puding coklat yang mampu meredam tangisan syeba, mungkin Tuhan juga ingin menunjukkan bahwa kemenangan dalam perlombaan bukan satu-satunya yang bisa membuat kita bahagia. bukan hanya piala atau uang yang bisa membuat manusia bahagia, sesederhana warna coklat dan rasa manis, serta empuknya puding yang melebur dalam proses belajar anak-anak ketika latihan, sejatinya, ingin berhasil tentu membutuhkan perjuangan dalam setiap usaha, tapi ternyata itu saja tidak cukup, manusia masih membutuhkan hati yang lapang untuk menerima setiap hasil yang diperoleh di ujung perjuangannya. tak hanya itu, istimewanya puding coklat buat syeba mungkin juga sama hal nya dengan kehadiran dan perhatian setiap orangtua yang telah dicurahkan pada anaknya dalam lomba ini, dukungan, penyemangat, hangatnya kasih sayang, serta  pelukan hangat orangtua yang berisikan cinta.



Tuesday, April 10, 2018

KERINDUAN MARISO

suatu hari mariso, si pemuda berambut kuning itu mengajak ku pergi, "pak, ayo anterin aku pulang, aku kangen rumah, nanti kita bisa berenang gratis di sana, dan banyak buah yang bisa dimakan".


"okelah, ayo siap-siap, sana ambil helm", begitu terimaku spontan. dalam pikiranku pasti rumah mariso dekat-dekat saja, kan memang mariso asli daerah dekat karangwatu.

mariso adalah seorang putra dari pasangan suami istri yang bekerja sebagai kuncen di salah satu TPU (tempat pemakaman umum) di kota muntilan. mariso di tinggal orangtua nya sejak lama (meninggal), dan menurut cerita masyarakat, mariso yang tinggal di kuburan, kerap berteriak-teriak seperti orang kesurupan dan mengganggu masyarakat yang melewati kuburan tersebut dengan melempari batu.
selang beberapa waktu mariso di rekrut oleh sebuah gereja untuk dipekerjakan sebagai tenaga kebersihan dan keamanan gereja. 

dengan melihat mariso yang tidak memiliki orangtua, tak perlu lama bagiku untuk berfikir mengantarnya pulang apalagi karena mariso rindu (homesick).


"rumahku jauh lho", tiba-tiba mariso memecahkan keheningan ketika kami di atas motor.
"lha di mana rumahmu pak?". tanyaku
"ada di agro turi, salaman sana". jawabnya

"mana nih, kayaknya jauh juga kok sampe agro wisata salaman, tapi gpp deh, aku juga gak ada kerjaan", gumamku dalam hati.

akhirnya aku berkendara dengan mariso hingga dekat wisma salam, dan naik ke arah atas (gunung merapi) dan terus naik, gambaranku rumah dikuburan, pasti sunyi dan sepi, tapi ternyata di sebuah rumah yang memiliki pelataran luas (seperti hotel tepatnya), mariso mengatakan, "STOP, STOP SINI SAJA, INI RUMAHKU".

"seriuskah si mariso ini?", tanyaku dalam hati tak percaya dan sedikit menyelidik, aku memarkir motorku di pelataran rumah itu.


"gile rupanya rumah si mariso amazing banget, ada kolah renang, ada gues house, dan ada aula serba guna, ada kebun buah yang sangat luas, dari durian, salak, duku, dll", sebutku dalam hati.




"ah sudahlah, biarlah misteri ini tetap menjadi misteri, aku ingin menikmati rumah mariso dan ingin menghayati kerinduan mariso pada rumahnya, ternyata aku juga rindu untuk pulang bertemu dengan ibu".

Monday, March 5, 2018

DIA DE MUERTOS [film coco]


Hari ini aku donlod sebuah film, sebenernya film ini di request sama salah satu muridku, film ini berjudul Coco dan sembari memindah data, aku iseng mencari film ini dan ternyata ada (ku kira kemarin film coco ini adalah sebuah film baru), akhirnya aku donlod. Well, awalnya aku pesimis dengan trailer yang ku tonton di yucub, sempat juga nggrundel, “tumben nih Disney dan piksar bikin film kayak gini, kenapa juga mengusung tengkorak sebagai film coco, biasanya mereka bikin film pasti tentang keluarga”. Ternyata aku terlalu cepat menghakimi disney dan piksar kali ini.

Beberapa menit pertama, aku melihat keluarga yang membenci musik, dan kemudian muncul penghakiman lain tentang film ini.
“ah paling ini film tentang musik, tentang anak yang nggak boleh main musik sama keluarganya, tapi anak ini tetep nekat dan hidupnya sukses dalam bermusik”.

Yahhh lagi-lagi aku salah besar, lagi dan lagi, hehehe. Pemahaman tentang kesalahanku muncul ketika aku memaksa diriku untuk nonton film ini sampe habis, dan film ini betul betul bukan soal murni soal musik. Film ini bercerita tentang KELUARGA dan pentingnya mengingat setiap anggota keluarga (yang meskipun sudah meninggal), dan film ini berhasil membuat aku mewek, nangis sesenggrukan sore ini sampe badan berasa lemes dan panas.

Dia de Muertos adalah sebuah momen yang digunakan hampir 90% di film coco. Dia de Muertos adalah sebuah tradisi, sebuah perayaan, hari peringatan bagi orang-orang yang sudah meninggal, selain nyekar dikuburan, keluarga yang masih hidup memasang foto di sebuah rak yang diberi lilin yang disebut ofrenda. Setiap foto yang dipasang, setiap apapun yang dipersembahkan, membuktikan bahwa almarhum masih diingat oleh orang yang masih hidup.

Dalam tradisi Dia de Muertos yang diceritakan dalam film coco, terdapat 3 daur hidup manusia, (1)manusia hidup (2)manusia yang sudah meninggal tapi hidup di alam lain dan mereka bisa hidup di alam lain karena masih diingat oleh keluarganya yang masih hidup, (3)final death, ketika manusia yang hidup di alam lain sudah tidak ada yang mengingat/dilupakan, maka mereka akan lenyap selamanya. Dan ketika Dia de Muertos, setiap orang yang masih diingat oleh orang yang masih hidup, berkesempatan untuk mengunjungi keluarga mereka yang masih hidup untuk merayakan kebersamaan dari alam yang berbeda.

Kisah keluarga yang terdapat pada film coco ini adalah tentang rekonsiliasi hubungan seorang ayah dengan keluarganya yang ditinggalkan semasa hidupnya. Singkat cerita, ternyata keluarganya mengalami salah paham, karena si ayah, hector yang menjalani hidupnya sebagai seorang musisi meninggal karena dibunuh oleh rekannya sendiri ketika sedang pergi untuk bernyanyi. Rekonsiliasi ini berhasil membuat saya mewek semewek-meweknya, karena saya juga pernah mengalami “ketidak tahuan” pada ayah saya (bahkan kuburan ayah saya saja tidak tahu ada di mana). Pernah juga ada seorang ibu yang mengatai saya, “anake sopo rak jelas!”. ending dari film coco ini luar biasa, bahkan mama coco (anak hector) yang sepanjang film diceritakan sebagai orangtua yang tidak dapat melakukan apa-apa lagi, dapat kembali berbicara dan mengenang masa kecil bersama ayahnya yang dia cintai.

Saya merasa sangat kesulitan menuliskan isi film ini, karena memang bukan tulisan untuk review film. Di akhir tulisan saya ini, saya hendak berpesan pada siapapun pembaca blog saya,
“ kasihilah dan selalu ingat orangtua mu di manapun kamu berada, jangan sampai menyesal dan kita hanya mampu menyayangi mereka di depan nisan mereka”.

Sunday, February 4, 2018

DOA BUKAN CANDU

Seringkali banyak orang yang berfikir bahwa segala sesuatu yang diminta dalam doa akan dikabulkan oleh Tuhan, sehingga yang dilakukannya hanyalah berdoa-berdoa dan berdoa. Apakah hal itu adalah hal yang keliru? Tidaklah bijak jika saya mengatakan jika hal tersebut keliru, karena LAI memberikan judul pada matius 7:7-11 “hal pengabulan doa”, dan dalam teks menyebutkan, “mintalah maka akan ku berikan, ketuklah maka pintu akan ku bukakan”.
Memanglah sangat menyenangkan bila apa yang kita minta, secara instan dapat direalisasikan, pengen HP baru paling canggih, pengen rumah mewah, pengen uang yang gak habis-habis 7 turunan, minta kaya, langsung cling, minta mobil langsung gedubrak, betapa dimanjanya kita bila hal-hal tersebut terjadi dalam hidup.
Bisa? Ya tentu saja bisa terjadi, wong Tuhan maha segalanya kok, kalau DIA mau pasti bisa.
Tapi realita dalam kehidupan tidak seperti itu, terkadang manusia yang memohon perdamaian dalam keluarganya dan berdoa ribuan kali tak akan pernah terealisasi, anak-anak yang pengen pinter dan berhasil mengerjakan UN berdoa ratusan juta kali sehari, ya tidak akan bisa terwujud.
Lantas, apakah ada yang keliru dalam doanya? Apakah ada yang keliru dalam isi doanya? Mungkin saja tidak, tapi mungkin saja mindsetnya perlu ditilik kembali, DOA BUKAN CANDU, yang membawa manusia hanya berfikir kepada janji surgawi yang manis.
Lantas kelirukah teks dalam matius 7:7-11? “Wong di dalamnya ditulis mintalah maka akan diberikan, ketuklah akan dibukakan”. Teks tersebut tidak keliru, tapi mari pahami bahwa ketika kita meminta, Tuhan memberi, apakah dalam teks menuliskan bahwa Tuhan selalu memberi solusi atas keinginan kita? Apakah pintu yang dibukakan oleh Tuhan adalah selalu berupa pintu solusi dari masalah yang kita hadapi? TIDAK!! Mungkin saja yang diberikan bisa berupa hal yang tidak kita inginkan, dan pintu yang dibukakan adalah pintu menuju badai yang lain, tapi setiap orang beriman akan membawa pemahaman bahwa segala yang Tuhan beri bukan ular beracun, semua akan membawa kebaikan bagi setiap yang menjalani dengan setia.
Jadi bukan berarti ketika ketika ada murid akan menghadapi ujian akhir kemudian berdoa ribuan kali, berubah jadi rajin baca kitab suci, maka semua soal dapat dilibas dan mendapat nilai 100 (itu bisa saja terjadi bila Tuhan mau) tapi dalam realitas hidup, mau pintar ya belajar, banyak membaca buku, berani mengubah diri.
.
“Kedamaian dalam hidup tidak akan bisa tercipta bila kita hanya berdoa, bahkan kekerasan tidak akan berhenti bila kita hanya berdoa, setiap manusia harus membuka mata atas realitas hidup dan berubah – (terinspirasi dari videonya desi tentang kata dalai lama perihal berdoa)”