Beberapa saat lalu, saya bertemu dengan seorang Ibu dan anak yang istimewa, mungkin Tuhan mengijinkan aku bertemu dengannya karena memiliki rencana yang tidak ku ketahui sekarang, setidaknya mungkin Tuhan ingin memberitahu padaku, bahwa penyertaan-Nya dalam hidup seseorang adalah sempurna, sehingga aku tak perlu menjadi pribadi yang penuh dengan kekuatiran.
“Tuhan, berilah aku seorang anak yang berbeda dengan yang
lainnya, bila anak yang lain pintar, berilah aku anak yang lebih pintar dari
yang lain (meskipun sedikit lebih pintar)”.
Itulah doa Ibu Mawar (bukan nama asli) waktu mengandung anak
pertamanya, beliau menginginkan anak yang spesial, berbeda dari anak manapun. Doa
yang merupakan harapan dari Ibu Mawar ini sungguhlah mulia, tak ada yang salah
pada saat manusia meminta yang terbaik pada Tuhan, terlebih untuk pemberian
dari Tuhan yang luar biasa berharganya.
Berbeda dari yang lainnya. Ternyata benar, Tuhan memberikan
putra pada Ibu Mawar berbeda dari lainnya. Putra Bu Mawar tidak bisa makan
nasi, setiap dicoba atau disiasati, putranya selalu muntah. Putranya, hanya
dapat makan makanan seperti jagung rebus, kedelai, kacang kapri, dan susu. Bila
minumannya terlalu manis, Putra Bu Mawar akan berlaku aktiv, seperti mainan
yang memiliki bateray yang baru saja di charge, aktiv (kesana kemari tak
mengenal lelah).
Mendengar ceritanya langsung dari Bu Mawar yang sejenak nampak
berkaca-kaca, saya “seperti” bisa merasakan apa yang menjadi ganjalan hatinya. “Berbeda,
itu doa saya ketika saya meminta pada Tuhan , dan Tuhan benar-benar memberi
yang berbeda, sedih, tapi ini kan doaku sendiri”.
Hanya saja, beberapa waktu setelah menceritakan hal
tersebut, Bu Mawar berkata, “Mungkin Tuhan memberikan ini semua padaku karena
aku dianggap mampu untuk merawat, membesarkan, dan mendidik anak yang berbeda,
aku kuat karena aku ibu yang luar biasa”.