Thursday, September 14, 2017

KERIPIK CINTA DAN SURAT CINTA PAK PANUT

saya tinggal di kota muntilan sejak bulan juni tahun 2016, bergabung dengan sekolah bentara wacana yang memiliki 4 jenjang sekaligus dalam satu lokasi. saya tinggal di rumah milik GKI Muntilan (rumah kampung), perjanjiannya: selama belum menikah, kita yang lajang boleh menggunakan rumah itu untuk tinggal.
tidak jauh dari rumah kampung ada 2 warung, di mana saya sering banget mampir untuk beli rokok, kopi, dan cemilan (dulu awal di sekolah, sekarang saya sudah berhenti merokok total :p).
salah satu warung itu adalah milik pak panut, seorang tua yang normal, memiliki hidup yang normal seperti orang lain pada umumnya, memiliki anak dan istri. yang berbeda, warung pak panut berjualan keripik singkong yang menjadi favorit saya, bahkan hampir seminggu 4x saya beli @seperempat kilo keripik di sana.
hampir tiga bulan belakangan ini, pak panut selalu menceritakan tentang anaknya yang sudah meninggal karena sakit. "mas kalau kamu beli keripik ini, saya selalu teringat anak laki-laki saya yang sudah meninggal, biasanya saya menyediakan makanan ini di kaleng, dan dia makan sampe habis sambil nonton tivi". dilanjutkan dengan kenapa kok anaknya sampe sakit dan meninggal. biasanya saya yang langsung pulang setelah membayar, tapi sekarang menyempatkan diri untuk duduk sambil mendengarkan ceritanya.
kemarin, saya menerima undangan dari pak panut untuk ibadah arwah, jujur baru saat itu saya mengetahui kalau bapak itu bernama pak panut,. jadi selama hampir satu tahun saya mengenalnya sebagai bapak penjual kripik saja.
saya memaknai surat undangan itu sebagai surat cinta pak panut yang sangat romantis pada anaknya, dengan mengundang orang-orang di kampung karangwatu untuk mendoakan bersama. ini konsep mencintai yang luar biasa. dalam acara doa arwah tersebut, pak panut juga mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk menjamu orang sekampung yang tidak hanya beragama katolik atau kristen saja. ibadah doa arwah ini memperingati 2 windu (16 tahun) meninggalnya mas agustinus widi (anaknya), dan menurut kabar 4 tahun lagi akan ada upacara buka kubur dan mengurus kerangka yang masih utuh untuk di hancurkan dan dimasukkan dalam tempat khusus.
cinta pak panut kepada anaknya terpelihara selama 16 tahun setelah kematiannya, meski juga dipelihara tradisi gerejawi, tapi saya melihat cinta yang begitu besar dari setiap cerita pak panut tentang anaknya setiap bertemu dengan saya, dari tatap matanya yang berbinar sendu, ketika bercerita bahwa mas agustinus ini adalah anak yang sangat pintar bahkan akan direkrut oleh pak habibi untuk bergabung dengan timnya.
pak panut, maaf bila kehadiran saya membeli keripik itu justru selalu mengingatkan bapak pada kenangan-kenangan manis waktu bersama mas agustinus, saya bukan bermaksud egois terus datang tanpa menghiraukan hal tersebut, tapi ketika membeli keripik cinta itu, saya juga membeli sebuah peristiwa yang membawa saya pada sebuah perziarahan kepada hidup berkeluarga, bersykur bahwa di sekitar saya masih ada orang tua yang sangat mencintai anaknya sampai sedemikian hingga meskipun sudah tiada di dunia ini.
terimakaish untuk surat cintanya, lontong opornya, dan keripik cinta yang selalu kau sediakan untuk ku.