Saturday, July 15, 2017

MENDAKI SIKUNIR 2 - HADIAH DARI SEMESTA

kuamati ketika fajar berada dipukul 03.00 angin kencang yang dingin, kabut tebal mulai menyeruak, setiap orang yang kulihat sedang mempersiapkan jaket tebal dan mrmakai apa saja yang bisa menghangatkannya.. rangkap 2 bahkan 3 yang penting tidak kedinginan. setelah semua siap, kita semua mulai mendaki.

dengan mengesampingkan kelelahan, aku melihat rekan rekan ku mulai merasakan beratnya dakian pagi itu, sehingga semakin terjal jalannya, semakin tinggi dakiannya, tubuh semakin membutuhkan energi yang besar dan oksigen yang cukup, sehingga mulailah satu persatu syal, jaket, penghangat badan lainnya dilepas satu persatu. dingin berganti menjadi butiran keringat.

sejalan dengan kesetiaan kita pada proses pendakian ini, yang berat, yang terjal, yang penuh dengan kekuatiran akan rasa dingin yang menusuk, ternyata semesta menghadiahkan kehangatan dan di tengah kelelahan yang memaksa kaki ini berhenti melangkah, semesta menghadiahi pemandangan kota wonosobo dan banjarnegara yang penuh dengan kerlap kerlip lampu yang sangat indah, dan akhirnya di akhir perjuangan semesta masih menghadiahi para pendaki sebuah pemandangan indah di puncak sikunir (meski bukan sunrise).

perjalanan dalam pendakian ini tampaknya dapat dianalogikan kepada perjalanan hidup, terkadang untuk memulai sesuatu langkah baru, pikiran dan hati kita yang sering kali memikirkan kekuatiran dan ketakutan, jangan jangan ini itu, tanpa sadar diri ini membangun self-mechanisme defense yang tinggi, sehingga membuat batal melangkah atau terlalu kuatir terhadap misteri hidup di depan sana.
hadiah kehangatan dan pemandangan indah dari semesta merupakan salah satu misteri yang telah terpecahkan dlm proses pendakian tempo hari.

semesta selalu menghadiahkan sesuatu yang tak terduga kepada setiap manusia yang setia pada proses hidupnya yang penuh misteri.


MENDAKI SIKUNIR (1)

mendaki adalah musuh bebuyutanku selain jam weker. dari dulu aku tak pernah berhasil menghadapi ketakutan pada pendakian gunung, takut gagal dan mungkin aku takut ketinggian sejak kecil, ditambah berat badan yang over weight ini membuat aku harus berpikir beberapa kali untuk melakukan pendakian.

tapi entah kenapa waktu Bu sugik mengajakku naik gunung aku antusias sekali mengiyakannya, tanpa pernah tau gunung mana yang mau di daki, ketinggian berapa, dan kuat atau tidak.
akhirnya kami berangkat ke dieng wonosobo hari kamis 17.00 dan kami sampe di kaki sikunir pukul 23.00, target kami mendaki hari jumat pukul 03.00. setelah beberes kami segera istirahat dan saya bisa trrlelap pukul 02.00.

akhirnya jam pendakian di mulai, perasaan akut akan ggal sampai puncak tiba2 hidup lagi.. perlahan aku mulai membiarkan orang2 melewatiku, tinggal pak Satriyo Kuncoro dan pak Steventho Bedjo yang ada di belakang ku.. di depa ku ada bu lia dan pak Tavip Petrus beberapa kali saya terhenti dan berfikir untuk menyerah, tapi 2 orang dibelakangku tak pernah mau ku minta meninggalkanku.

mereka justru menunggu ku yang mulai berkunang-kunang. mereka memintaku untuk terus maju, meskipun perlahan. akhirnya pukul 04.45 aku berhasil mencapai puncak. sebelum sampai aku sempat mbrebes mili dan berfikir, "berjalan menuju pada tujuan itu akan sangat memyenangkan bila berhasil tanpa kendala, tetapi mendapati orang2 yang mensuport dan saling menopang itu luar biasa.

terimakasih Tuhan buat keindahan alam yang kau tunjukkan padaku dan sebuah pembelajaran tentsng kebersamaan". aku makin percaya bahwa alam bisa membawa kita kepada siapa kita sesungguhnya.

KRAGILAN dan RAKSASA DALAM DIRI (1)

sering kali manusia berlari dari raksasa dalam diri karena takut. tidak sedikit manusia yang lebih memilih bersembunyi tinimbang menghadapinya, buahnya rasa aman dan damai, tapi selamanya dirinya tidak dapat mengukur kemampuannya.

hari ini perjalanan menikmati alam di Keragilan menghadiahi penikmatnya, terkhusus untuk orang-orang yang berani menghadapi raksasa dalam diri.

guru satu ini sangat bersemangat ketika anak dan teman dolannya menaiki "sepeda awan". beliau tampak tertawa lepas dan bahagia ketika teman-temannya berhasil melalui permainan ini, tidak disangka bahwa ternyata ada raksasa dalam dirinya, yaitu takut pada ketinggian.

akhirnya, tibalah gilirannya menikmati sensasi "sepeda awan". begitu naik dan mulai, beliau berteriak karena raksasa dirinya berusaha menguasai. air mata dan teriak histeris muncul bersamaan, tapi dibarengi dengan gelak tawa yang "semi" mensuport dan meledeknya. hingga akhir permainan ini beliau tampak lega setelah berhasil memijakkan kaki ke tanah.

KETAKUTAN TAK AKAN MAMPU DIHADAPI DAN DILALUI JIKA TAK ADA NIAT UNTUK MENGHADAPINYA, konflik dan hilangnya rasa aman adalah segala sesuatu yang pasti ditemui di dalamnya, terlebih akan muncul pihak yang mencibir, mem-bully, sirik, tapi kelegaan dan keberhasilan melawan raksasa menghasilkan sukacita yang tak dapat dirupiahkan.
well done bu Rini you are the winner today, you facing your giant perfectly