Tuesday, April 10, 2018

KERINDUAN MARISO

suatu hari mariso, si pemuda berambut kuning itu mengajak ku pergi, "pak, ayo anterin aku pulang, aku kangen rumah, nanti kita bisa berenang gratis di sana, dan banyak buah yang bisa dimakan".


"okelah, ayo siap-siap, sana ambil helm", begitu terimaku spontan. dalam pikiranku pasti rumah mariso dekat-dekat saja, kan memang mariso asli daerah dekat karangwatu.

mariso adalah seorang putra dari pasangan suami istri yang bekerja sebagai kuncen di salah satu TPU (tempat pemakaman umum) di kota muntilan. mariso di tinggal orangtua nya sejak lama (meninggal), dan menurut cerita masyarakat, mariso yang tinggal di kuburan, kerap berteriak-teriak seperti orang kesurupan dan mengganggu masyarakat yang melewati kuburan tersebut dengan melempari batu.
selang beberapa waktu mariso di rekrut oleh sebuah gereja untuk dipekerjakan sebagai tenaga kebersihan dan keamanan gereja. 

dengan melihat mariso yang tidak memiliki orangtua, tak perlu lama bagiku untuk berfikir mengantarnya pulang apalagi karena mariso rindu (homesick).


"rumahku jauh lho", tiba-tiba mariso memecahkan keheningan ketika kami di atas motor.
"lha di mana rumahmu pak?". tanyaku
"ada di agro turi, salaman sana". jawabnya

"mana nih, kayaknya jauh juga kok sampe agro wisata salaman, tapi gpp deh, aku juga gak ada kerjaan", gumamku dalam hati.

akhirnya aku berkendara dengan mariso hingga dekat wisma salam, dan naik ke arah atas (gunung merapi) dan terus naik, gambaranku rumah dikuburan, pasti sunyi dan sepi, tapi ternyata di sebuah rumah yang memiliki pelataran luas (seperti hotel tepatnya), mariso mengatakan, "STOP, STOP SINI SAJA, INI RUMAHKU".

"seriuskah si mariso ini?", tanyaku dalam hati tak percaya dan sedikit menyelidik, aku memarkir motorku di pelataran rumah itu.


"gile rupanya rumah si mariso amazing banget, ada kolah renang, ada gues house, dan ada aula serba guna, ada kebun buah yang sangat luas, dari durian, salak, duku, dll", sebutku dalam hati.




"ah sudahlah, biarlah misteri ini tetap menjadi misteri, aku ingin menikmati rumah mariso dan ingin menghayati kerinduan mariso pada rumahnya, ternyata aku juga rindu untuk pulang bertemu dengan ibu".