Monday, November 23, 2015

JOGJA dan MOGE dan KONVOI dan WESMBUH

hari ini aku membuat sebuah pengakuan. hari ini aku misuh sepanjang hari karena banyak hal.
berkendara di bawah terik matahari yang menyengat memang membutuhkan mental yang cukup kuat, karena sedikit saja gangguan dari orang lain bisa bikin aku naik darah, dan efeknya misuh yang bisa saja diluapkan ke orang terdekat.

SIANG INI, 22 November 2015, aku bener-bener kecewa dengan beberapa orang yang melakukan aksi yang mengganggu ku dan beberapa warga Jogja, ya konvoi partai politik di sejumlah titik di wilayah Jogja, bukan aku saja, tetapi sahabat dekatku, dan banyak orang di sosial media meneriakkan hal yang sama.

hari ini SLEMAN mengadakan kampanye PILBUP yang entah aku ndak tahu dan ndak kenal tokohnya apalagi tahu visi misinya, tetapi aku cukup mengenal sikap dari parpol yang mendukungnya, setidaknya cukuplah untukku menyimpulkan perangai mereka, dari PILPRES 2014 (saat aku mulai sadar pentingnya pemilihan umum). aku sangat terganggu dengan ulah beberapa orang yang menjadikan motornya bagian dari konvoi dengan membedhel kenalpotnya dan digeber-geber sekuat-kuatnya tanpa peduli apakah warga sekitar terganggu atau tidak, aku tak peduli dari partai mana mereka, tapi kalau perangainya buruk itu yang tidak aku suka.

okelah tak usah ditutupi, tapi saya ndak mau dianggap "hate speech", tapi terserahlah, yang penting aku ndak punya kepentingan lain dalam tulisan ini, murni keluhan sebagai warga pendatang di Jogja. kalau mau panggil aku dan terganggu dengan tulisan ini, sila kontak langsung, pasti aku akan datang.

setelah menumpahkan kekesalanku di twitter akan aksi konvoi tersebut, aku merasa di ajak untuk melakukan pengaduan dengan pas dan tepat kepada yang bersangkutan, dan segera saja aku browsing dan menemukan 2 nama yang di usung dalam PILBUP Sleman hari ini, yaitu Bpk. Sri Purnomo dan Ibu Sri Muslimatun, kader ini mengusung tema SANTUN, aku menafsirkan, mungkin ini akronim, penyatuan dari kedua nama kader tersebut, tapi aku percaya, pejabat publik sekelas Cabup ndak akan bermain akronim tanpa makna, jadi aku melihat isi twitter pak Sri Purnomo dan mendapatkan adanya himbauan dari beliau, isinya: 
tapi pada kenyataannya, himbauan beliau tidak diperhatikan oleh pengusungnya, apakah sudah karena waton ada kampanye pasti geber-geber motor yang penting rame hore? atau sebenarnya himbauan itu hanya sebatas cuitan tak bermakna? hanya pemanis buatan yang bisa nampak sedap jika dilihat mata telanjang? 

oke, aku ndak akan menilai sedalam itu. karena di sini aku ndak punya kepentingan apa-apa selain mengadu.

#JogjaBerduka, mungkin itu hestek yang pas untuk menggambarkan situasi lain selain adanya konvoy parpol di Jogja hari ini. wakil gubernur DIY, Sri Paduka Pakualam IX wafat karena sakit, biasanya dalam budaya jawa, sripah/ peristiwa kematian benar-benar dihargai bukan dengan hingar bingar, tapi dengan ketenangan, penghiburan, bukan suara motor yang menderu-deru seperti kesetanan (ciri khas motor suara blar-blar ya di tong setan, bener kan?) tapi tetap saja, toleransi yang dibangun seakan tak terlihat pondasinya, bahkan mungkin para peserta konvoi tak paham arti toleransi? ah ini juga bukan hak ku untuk menilai, aku cukup melihat saja. dan lihat saja, himbauan sudah dimunculkan, tapi kenyataannya NOL BESAR
ah jangan menghakimi, mungkin saja pesan beliau tidak sampe ke pendukungnya. baiklah saya sedikit menahan diri untuk tidak menghakimi bahwa SANTUN adalah sekedar akronim tanpa makna yang juga dipahami pendukungnya.

ada yang berceloteh, "kenapa ya malah brisik begitu, mending layatan lebih manusiawi". mungkin ini betul, tapi mengingat jadwal kampanye yang diatur, mungkin jika tidak dilakukan sekarang, ybs akan kehilangan momen, tapi beribu sayang, ternyata setelah tetap dilakukan, justru terjadi gangguan pada warga yang akhirnya tak simpati pada peserta konvoi. lebih anehnya lagi ketika saya menemukan sebuah tulisan di media online, tentang larangan adanya konvoi, KONVOY KAMPANYE BAKAL DITINDAK, hal ini dinyatakan oleh pak pulisi Sleman sendiri, ini link nya :

http://jogja.solopos.com/baca/2015/08/27/pilkada-sleman-awas-konvoi-kampanye-bakal-ditindak-636929

Harianjogja.com, SLEMAN - Polres Sleman akan menindaktegas jika ditemukan konvoi arak-arakan dalam kampanye Pilkada 2015. Polisi menyiapkan total 1.300 personel untuk mengamankan pelaksanaan Pilkada Sleman.Kapolres Sleman AKBP Faried Zulkarnain menjelaskan, sesuai dengan Peraturan KPU 8/2015 bahwa tidak diperbolehkan melakukan konvoi dalam kampanye. Karena itu pihaknya akan melakukan penindakan jika menemukan adanya pelanggaran terkait itu. Selain itu mencoba mengimbau, untuk tidak melakukan arak-arakan. “Karena itu melanggar, dilarang dalam aturannya,” tegas Kapolres, Rabu (26/8/2015). Selain itu pihaknya akan merazia sejumlah bengkel yang kerap mengganti knalpot blombongan. Pemantauan sejumlah bengkel sejak dini terus dilakukan. “Yang jelas, akan ada tindakan tegas, karena kemarin Kapolda sudang mengeluarkan maklumat berkaitan dengan Pilkada,” imbuhnya.

aku lantas berfikir, ini sebenernya (yang kampanye tadi) masa bayaran? atau pendukung sekedar sorak hore? atau loyalis partai yang seharusnya sudah koordinasi dengan ybs? yang tentunya sudah paham aturan main, karena ucapan pak Pulisi Sleman itu sudah dinyatakan sejak Rabu, 26 Agustus 2015.

ah lagi-lagi aku tak boleh menilai terlalu dalam.

sejenak aku mikir, dulu waktu mas Elanto menghentikan konvoi MOGE yang tak tahu aturan di Concat, begitu banyak simpati yang mengalir dari warga Jogja dan juga dari orang lain, pasalnya terjadi banyak pelanggaran di sana. Dan di titik ini aku berefleksi, terdiam dan tiba-tiba limbung, miris dan gelisah. meskipun aku ndak tau orang yang konvoy kampanye parpol PILBUP tadi itu ikut mendukung aksi mas Elanto dulu atau tidak.. tapi setidaknya muncul pertanyaan, "ini "warga" jogja maunya apa sih?" (perhatikan tanda dalam kurung). MOGE dikatain outlaw, brisik, urakan, ndak tau aturan, dan di ungkap sebegitu hebohnya, tapi kenapa hari ini terjadi dan pelakunya bagian dari "warga" Jogja sendiri? yang sebenarnya kejadian hari ini bisa dianggap oleh orang lain "nah loh, jilat ludah sendiri".

semoga saja tulisanku ini tak dianggap mengganggu dan meresahkan, karena aku pikir, semua pengaduan, kritik, dan saran merupakan sarana bertumbuh yang baik bagi semua orang...


NB: malam tadi waktu perjalanan ke Magelang, aku misuh lagi, knapa? aku lagi asik jalan naik motor, tertib di jalanan yang macet, malah ada rombongan anak-anak plat AA-F (wonosobo) main sirine minta didahulukan..., "wooo cen asuuu, arogan...!!!", teriak ku.

No comments:

Post a Comment

berkomentarlah dengan bijak - jika membutuhkan bantuan terkait artikel di blog, WA 0896-7161-2191