Wednesday, February 10, 2016

MIRACLE IN CELL NO.7 (BEST KOREAN MOVIE 2013)

beberapa hari lalu saya instal ulang dan maintenance laptop temen, setelah beberapa lama kutak kutik sana sini, akhirnya beres juga, dan di tengah saya merapikan file master dan aplikasi nya, saya menemukan beberapa film yang belum saya tonton, eh selagi nunggu mindahin data, akhirnya saya tergelitik buat cek list film mana saja yang bakal di copy. over all temen saya ini pecinta film korea dan expert dalam bahasa korea, alhasil film-film anyonghaseo banyak banget di hardisk dia, sebelum dia ambil laptop, akhirnya saya berhasil copy film seperti return of superman, sangat tertarik sama sikap para bapak yang mengasuh anaknya, sebenernya para bapak itu artis2 korea, selain ganteng, anaknya juga lucu-lucu, dan keluarga favorit saya adalah keluarganya manse, daehan, dan minguk. hahaha paragraf pembukaan ini memang nggak asik, tapi memang tujuan saya bukan soal asik gak asik, tapi mencoba menuliskan pengalaman menonton satu film korea, yang berjudul MIRACLE IN CELL NO.7. cerita dari film miracle in cell no.7 itu asik banget, alurnya maju mundur, tapi yang jelas, awal dari drama ini, menyuguhkan cerita tentang seorang single parent (bapak) yang punya anak perempuan berusia 6 tahun. entah kenapa akhir-akhir ini selalu banyak kisah tentang seorang bapak yang sangat mencintai anaknya selalu dekat dengan lingkungan saya, biasanya ibu yang ditonjolkan untuk memperlihatkan kasih pada anaknya, tapi ini sosok bapak.

oke langsung saja, film miracle in cell no.7 ini menceritakan seorang ayah ( Lee Yong-gu ) yang berprofesi sebagai tukang parkir, di samping itu, bapak ini bukan termasuk bapak yang normal, tapi seorang ayah yang memiliki keterbelakangan mental, daya pikirnya sama seperti anak umur 6 tahun, ini mungkin yang menyebabkan film ini sangat, sangaaaaaattttt menyenangkan untuk ditonton, karena nuansa kedekatan ayah dengan anak perempuannya ( Ye-sung ) yang luar biasa (mungkin efek dari keterbelakangan mental ini di olah jadi ramuan dasar yang ajaib film ini). suatu hari diceritakan ayah dan anak yang sering mengunjungi etalase toko anime (sailor moon) dan mereka bernyanyi, menari bersama, dan melakukan hal konyol di depan etalase itu sambil mengikuti gaya2 sailormoon yang ditayangkan di tivi di dalam etalase, dan ternyata si ayah punya janji untuk membelikan pernak pernik sailormoon, yaitu tas sekolah untuk anaknya. suatu hari pada saat mereka mengulang kebiasaan mereka, ternyata tas sailormoon itu dibeli oleh keluarga polisi untuk anak mereka. akhirnya dengan gaya keterbelakangan mental Lee Yong-gu, dia mengatakan kalau tas itu milik anaknya, karena sudah sering berkunjung dan sedang menabung untuk membelinya. tapi ternyata polisi itu tidak terima dan memukul Lee Yong-gu dan konflik awal berakhir.

suatu hari ketika hendak berangkat jadi juru parkir, Lee Yong-gu bertemu dengan anak perempuan polisi itu, dan karena melihat Lee Yong-gu lucu, anak perempuan itu meminta Lee Yong-gu mengikutinya, karena dia ingin memberitahu Lee Yong-gu toko lain yang menjual tas sailormoon tersebut. tapi di tengah jalan, anak perempuan ini tersandung tali yang terikat dengan batu batako diujungnya, sehingga ketika jatuh, batu itu menimpa kepalanya dan akhirnya anak itu meninggal di tempat. Lee Yong-gu sempat berteriak dan panik, tapi karena tidak ada orang, dia berinisiatif mempraktekkan ilmunya yang dia dapat ketika membantu orang yang pingsan, yaitu: melonggarkan resleting celana korban dan memberikan nafas buatan, saat Lee Yong-gu sedang melakukan itu, ada seorang ibu yang kebetulan lewat dan dia ketakutan. akhirnya setelah banyak orang Lee Yong-gu ditangkap dan divonis sebagai penculik, pembunuh, dan pelaku pelecehan seksual pada anak. karena orang tua si anak perempuan itu adalah polisi, dia sempat memukuli Lee Yong-gu dan mengancam untuk mengakui perbuatannya, jika tidak Yesung bakal dibunuh sama polisi itu. karena rasa cintanya yang begitu besar pada Yesung, akhirnya Lee Yong-gu mengaku sebagai pelaku dan dipenjara di cell nomer 7, konon sel itu adalah sel paling angker. karena narapidana yang ada di dalamnya sangar-sangar.
suatu hari, Yesung yang akhirnya dimasukkan ke dalam panti asuhan, dia mengikuti acara pelayanan gereja yang ditugaskan menyanyi di penjara, cerita punya cerita, akhirnya dia bisa ketemu bapaknya dipenjara, dan tinggal secara sembunyi-sembunyi di penjara di sel ayahnya dan sekumpulan penjahat itu. di penjara yang diceritakan, ada 2 kelompok gangster besar yang melakukan bisnis di sana. suatu hari ketika boss gangster yang tinggal 1 sell dengan Lee Yong-gu akan di tusuk, Lee Yong-gu menyelamatkannya, sehingga boss tersebut memenuhi permintaan Lee Yong-gu sebagai tanda balas budi. jadilah Yesung ada di penjara sembunyi-sembunyi dengan penjaga penjara. tapi akhirnya keberadaan Yesung diketahui oleh kepala penjara, yang kemudian memperlakukan Yesung seperti anak sendiri, dan mengijinkan Yesusng tinggal di sell bersama ayahnya. karena kepala penjara sebenarnya tidak percaya bahwa Lee Yong-gu bisa melakukan segala yang dituduhkan padanya, karena kepala penjara melihat Lee Yong-gu sangat sayang pada anak perempuannya. scene ini sangat menyentuh, WARNING siapin tisu!

ada hal yang menarik selama Yesung ada di penjara, bos gangster yang tadinya sangar, dia mau membacakan Yesusng buku cerita, tapi karena tidak bisa baca, akhirnya dia di goblog2in sama anak buahnya, lucu, kocak, tapi akhirnya Yesung ngajarin dia baca tulis. ada 1 lagi seorang narapidana yang tadinya tidak senang dengan Yesung, suatu hari Yesung kembali ke penjara dengan menyelundupkan HP, dan memberikan pada paman itu, karena Yesung tau, paman itu sedang sedih karena istrinya melahirkan dan dia tidak bisa menemaninya. singkat cerita akhirnya semua orang dipenjara salut akan cinta kasih Lee Yong-gu kepada Yesung, dan mereka semua tidak percaya kalau Lee Yong-gu membunuh. dan mereka semua (seisi penjara) merubah pola hidup bermusuhan, dan mendukung Lee Yong-gu, mengajari cara berbicara di depan hakim. WARNING scene ini nano-nano, shit banget, kadang ketawa, kadang bikin nangis, tapi nangisnya nangis terharu, lucu, dan kagum sama ketulusan cintanya Lee Yong-gu yang notabene punya keterbelakangan mental.

adegan-adegannya bikin penonton seperti saya nggak bakal bisa nebak ending dan scene berikutnya yang akan terjadi bagaimana. lucunya bos gangster tersebut akhirnya menjadi pendeta, dan Yesung menjadi seorang pengacara yang membela ayahnya. Ending film ini memang kampret sekampret nya...kalau anak gaul jaman sekarang ngomongnya “dafuq”. klimaks dan anti-klimaks serta alur yang disajikan benar-benar bisa membuat penontonnya kagum sama kasih sayang seorang bapak pada anaknya, padahal bapak itu punya keterbelakangan mental.

pesan moral yang saya tangkep adalah jadilah laki-laki yang penyayang terhadap anak dan keluarga, Lee Yong-gu yang diceritakan keterbelakangan mental saja bisa mengubah hidup semua narapidana jadi “bertobat”. ini bukan film yang bercerita tentang keagamaan tapi film tentang keluarga. by the way, film ini menggugah saya dan beberapa teman saya untuk memiliki keinginan berterimakasih kepada ayah, meskipun banyak sikap yang tidak berkenan di hati kita, tapi ayah tetap ayah yang terkadang punya cara lain untuk membahagiakan anaknya, meskipun cara tersebut tidak cocok dengan cara kita yang hidup di zaman modern. 

meskipun bukan hari ayah, ijinkan saya untuk menyatakan, “aku sangat mencintai mu ayah”



catatan ini didedikasikan untuk seorang anak perempuan yang sangat mencintai ayahnya dengan luar biasa, dia bernama Lia

No comments:

Post a Comment

berkomentarlah dengan bijak - jika membutuhkan bantuan terkait artikel di blog, WA 0896-7161-2191