Saturday, April 4, 2015

MEMAKNAI PASKAH [hari lahirnya sebuah kemerdekaan]

PASKAH, pasti nih ada serentetan "masalah" yang akan dihayati dan dirayakan, mulai dari rabu abu, kamis putih, jumat agung, sabtu sunyi, dan hari minggu (TheDay). biasanya gereja sibuk dengan seabrek aktifitasnya, mulai dari pelayanan jemaat hingga, latihan paduan suara, persiapan perjamuan kudus, latihan drama, hingga sampai pada penentuan warna selendang yang akan dipasang di salib altar belakang mimbar pun ikut kena perhatian (warna liturgis itu kalau salah bisa fatal hahaha ga percaya? coba aja!).

kesibukan saat paskah menjadi bagian dari kegiatanku dulu waktu aku masih kuliah di UKDW dan melakukan aktifitas gerejawi di GKI Prambanan bersama beberapa temanku. Gereja pinggir rel kereta api yang sederhana, memiliki jemaat yang tidak begitu banyak, tapi memiliki para aktifis yang luar biasa. luar biasa nya nggak diukur dari seberapa hebat tiap personilnya, tapi dari rasa kekeluargaan yang dibangun di sana. kerekatan ketika menghadapi berbagai permasalahan, dan teruji ketika menghadapi gempa jogja 2006 silam. aku ingat paskah waktu itu aku mencoba merangkai sebuah kegiatan yang diselipkan dalam setiap ibadah yang diadakan, dan melibatkan anak-anak remajanya, asik banget kalo inget saat itu, membuat drama ketika malam getsemani. hingga drama penyalipan dan kebangkitan. dan aku juga inget kejadian mistis menimpa diriku pada saat mengikuti ibadah minggu, setelah semua selesai, dan ketika hendak perjamuan kudus, hidung ku berdarah, deras, mimisan, dan ini nggak pernah ku alami sebelumnya, aku bahkan ga pernah mimisan ketika hidungku dihantam siku temanku pada saat ikut outbond, atau waktu dipukul temanku masa SMA dulu. kejadian itu membuat beberapa orang yang menanyai keadaanku mengkaitkan dengan peristiwa mistis di saat PASKAH seperti yang dialami Yesus. "ah omong kosong", pikirku

Ngomong-ngomong soal Yesus, dia mengalami serentetan permasalahan dalam hidupnya yang diakhiri dengan kematiannya. masalah apa saja? banyak... gila aja!!! tapi yang aku salut, setiap saat ia bermasalah ia selalu berdiam diri dan berdoa! aku mana bisa.. dikhianatin sodara aja langsung curhat di sosmed, dibohongin pacar aja langsung delete kontak BBM, hmmm sikap yang Yesus lakukan saat mendapatkan tekanan hidup itulah yang kusebut sebagai: peristiwa masuknya manusia pada KEPADA DIMENSI ALLAH,

suatu kondisi dimana manusia yang mengalami banyak cobaan dan ketika manusia memasuki keadaan terendah sekalipun,
# masih bisa tersenyum dan mengucapkan syukur buat apa yang Tuhan berikan dalam hidupnya.
## manusia yang bisa mengatakan syukur pada Tuhan, meskipun dirinya mengidap penyakit yang akan membawanya pada kesengsaraan. misal harus bolak balik kemoterapi, cuci darah, dll.
### manusia yang masih dapat mengatakan dengan tulus, "Tuhan pasti punya rencana indah dalam hidupku", ketika anak perempuannya yang dilahirkan mengidap down syndrom.
#### manusia yang masih bisa berseru, "Tuhan, Engkau pasti punya rencana", ketika mendapati dirinya ditipu+dikhianati habis-habisan oleh banyak orang, bahkan orang terdekatnya,
##### atau suami/ istri yang masih sanggup mencintai pasangannya dengan tulus meskipun sudah di khianati.

aku rasa orang-orang itu adalah orang yang merdeka, itu teladanku, itu pahlawanku, dan bagiku mereka adalah orang yang tak tertindas oleh apapun, bahkan ketika harapan dirinya sirna, mereka masih dapat berkata "puji Tuhan".

beda sekali dengan kondisi ku atau manusia di sekelilingku, hujan mengeluh, panas mengeluh, bisa makan mengeluh lauknya ga enak, ga bisa makan mengeluh, dapet kerjaan ngeluh capek, nggak ada kerjaan ngeluh tuhan gak sayang kasih kerjaan, sakit mengeluh, sehat juga mengeluh... dengan alih-alih kata "manusiawi", akhirnya keluhan itu ter-slimur-kan (aduh apa ya bahasa indonesianya nylimur, mungkin "teralihkan" tapi kurang pas okelah gpp)

banyak orang yang masih tertekan atau "sok merasa" tertekan dengan keadaannya, merasa dirinya paling menderita (mental korban) dan menyalahkan selalu orang lain, berdalih nanti pasti akan ada jalan, supaya orang tetap mau kasihan padanya, ya pasti ada kalo dicari atau berserah penuh, tapi bukan dengan menggerutu terus-terusan dan menyalahkan pihak lain.

Yesus juga pernah mengeluh, ketika dia berdoa, dia juga mengeluh, hal tersebut memang manusiawi, tapi apa yang terjadi selanjutnya? dia membiarkan proses hidupnya membawanya tanpa perlawanan yang bodoh. serentetan penyiksaan boleh dirasakan, tapi akhirnya kebangkitannya membawa kemerdekaan, bukan hanya bagi dirinya sendiri tapi bagi orang-orang kristiani yang percaya dan beriman padanya.

selain contoh orang merdeka yang sudah disebutkan di atas, bagiku orang merdeka adalah
- orang yang tidak marah ketika dirinya diejek bodoh, jelek, gendut, atau miskin
- orang yang tidak kecil hati ketika usaha dirinya belum mendapatkan hasil
- orang yang tidak menggerutu karena hujan, panas, atau kondisi alam tertentu
- orang yang tidak berkecil hati ketika harus pake nokia 3310, padahal temannya sudah android
orang merdeka adalah orang yang tidak terikat pada dunia ini, dan orang yang merdeka akan memancarkan aura yang menunjukkan dirinya hidup dalam dimensi Allah.

selamat mencari kemerdekaan dalam penghayatan hidup bersama dengan Tuhan setiap hari
selamat PASKAH

No comments:

Post a Comment

berkomentarlah dengan bijak - jika membutuhkan bantuan terkait artikel di blog, WA 0896-7161-2191