Friday, May 29, 2015

PAK LALIN DEPAN PASAR SLEMAN

kemarin aku nganterin laptop ke blabak, di tengah perjalanan, tepatnya di daerah pasar sleman, aku bertemu dengan seorang bapak yang berhasil mengguncangkan perasaanku. aku sangat terharu, garu, bangga, sekaligus senang. bapak tersebut adalah warga desa sekitar pasar sleman, yang mendedikasikan dirinya untuk mengatur arus lalu lintas khususnya di tempat penyeberangan depan pasar sleman.

sebenernya orang lain yang melakukan "pekerjaan" ini sudah banyak aku temui, tapi tidak ada yang spesial menurutku. di jogja orang-orang seperti bapak itu sangat banyak, tapi kebanyakan yang aku lihat, mereka hanya mementingkan uang yang diberikan secara sukarela oleh pengendara mobil dan motor yang melintas atau berhasil menyeberang jalan karena jasa mereka. hal ini di mataku memang sangat wajar, yah jaman sekarang cari kerjaan itu susah, jika hal seperti itu sanggup mereka kerjakan, kenapa harus ditanggapi negatif? selama berguna bagi masyarakat.

tapi tidak bagi bapak itu, dia tampak total dan tegas, tampak dari gerakan tubuh nya, gesture nya ketika dia meniupkan peluit, mengibarkan bendera untuk jalur mana yang harus berhenti, dan dia tidak segan menunjuk pengendara motor dan memotong jalan motor yang hendak menerobos-menyelonong. jika tak sulit dan ada uang yang terjangkau biasanya aku memberi kepada mereka, karena tanpa mereka kadang aku kesulitan menyeberang, atau jika tak ada uang aku mengucapkan terimakasih pada mereka (aku ingat ini adalah hasil didikan asrama UKDW yang tertanam di hidupku).

aku sempat tertegun hingga mesin motorku mati, ketika di stop bapak itu, aku memperhatikan terus gerak geriknya, bahkan ketika dia menunjuk motor yang akan nyelonong, sampe motor itu mundur lagi, "luar biasa!!! ini luar biasa", kataku dalam hati sambil terharu, aku terus memperhatikan selama mungkin 1 menit dan hingga kami diperbolehkan jalan kembali, aku masih terus melihat, dan seperti nya bapak itu sadar aku menatapnya, aku menganggukan kepala dan tersenyum, dan dia membalas senyumanku.

saat itu aku sejenak berefleksi soal totalitas, harapan, dan hasrat, entah darimana datang nya pemikiran seperti ini? aku berfikir, apa ya yang mendorong bapak itu untuk mau total mendedikasikan dirinya mengatur jalanan yang mungkin bisa membahayakan dirinya? apa hasrat nya? apa karena soal uang semata? banyak orang seperti itu yang asal-asalan hanya menginginkan uangnya saja, tapi kinerja nya gak bener, jadi apa yang diharapkan bapak itu? tiba-tiba aku melupakan pertanyaan itu, aku membalikkannya untuk diriku, apa sih sebenarnya hasrat hidupku? apa sebenernya tujuan hidupku? apa yang jadi harapanku? apa aku sudah total dalam menjalani kehidupan ini?

No comments:

Post a Comment

berkomentarlah dengan bijak - jika membutuhkan bantuan terkait artikel di blog, WA 0896-7161-2191